Langsung ke konten utama

Apa arti huruf “K” pada Daftar Harga/ Menu ?

Saat kita berada di restoran, kafe, atau pusat perbelanjaan, seringkali kita melihat display harga dengan angka dan diakhiri dengan tulian satuan "K". Misalnya di kafe kita melihat harga Americano 30K, atau Cappucino 35K.

Sumber: shopee.id

Selain pada harga, di media sosial seperti Youtube, Twitter, dan Facebook juga ada huruf K di belakang angka yang menyatakan jumlah follower atau jumlah like yang mencapai angka ribuan.

Lalu, apa sebenernya arti huruf "K" yang biasa terletak di akhir penulisan angka tersebut?

"K" adalah singkatan dari Kilo yang juga merupakan unit/satuan pengukuran Sistem Satuan Internasional atau SI (Système international d'unités), seperti yang kita gunakan dalam kilogram untuk satuan berat dan kilometer untuk satuan meter. Yang berarti 1 kilogram sama dengan 1.000 gram dan 1 kilometer adalah 1.000 meter.

Jadi huruf K berarti 'ribu' yang diambil dari bahasa Yunani (Greek/Greece) dan penulisan aslinya adalah "χίλιοι" atau dibaca "cilia"/cilo".

Istilah ini diadaptasi pertamakali oleh kelompok peneliti Antoine Lavoisier pada tahun 1975. Kemudian diperkenalkan oleh sistem metrik dari Perancis di tahun 1979, dan sistem perhitungan ini mulai banyak yang diadopsi hingga saat ini.

Di tahun 1945, dalam glosarium buku “Basic Electrical Engineering” oleh penerbit McGraw-Hill's berisi pernyataan satuan penulisan "K" sebagai ribu. Jadi penggunaan "K" untuk menyingkat kata 'ribu' sudah dipakai dan diluaskan sejak tahun 1940-an. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengapa Tulisan Mie ada huruf "E" nya?

Menurut wikipedia mi atau yang lebih sering ditulis mie adalah adonan tipis dan panjang yang telah digulung, dikeringkan, dan dimasak dalam air mendidih. Di restoran, kedai makan, atau dikemasan makanan kita lebih sering melihat tulisan Mie daripada Mi. Lalu mengapa harus ada huruf E-nya? Apakah Mie atau Mi yang merupakan bahasa baku? Sumber: pxhere.com Jika kita bermaksud menggunakan bahasa formal maka menurut KBBI, ejaan yang benar adalah Mi bukan Mie. Lalu mengapa bisa ada tambahan huruf E dibelakangnya? Bahkan merek dagang mi instan terkenal Indomie menambahkan huruf E. KBBI yang memuat kata Mi di dalamnya dibuat pada tahun 1988, sementara Indomie pertama kali muncul ditahun 1972. Penyebabnya adalah ejaan lama yang menggunakan ie, sama hal nya penulisan "oe" untuk "u" pada nama Soekarno dan Soeharto. Karena pengaruh ejaan Belanda, yang menjajah bangsa Indonesia selama 3 abad juga memberi pengaruh signifikan pada bahasa Indonesia. Cara penulisan kata-kata dalam b...

Jeans dan Denim Apakah Sama?

Istilah jeans dan denim merupakan istilah yang tampak serupa tapi tak sama. Saat mengatakan jeans atau denim bisa jadi kita merujuk pada 1 barang yang sama. Tetapi lebih detailnya kedua istilah ini memiliki perbedaan. Mari kita simak apa perbedaan jeans dan denim agar tidak keliru lagi dalam menggunakan istilahnya. Sumber: pixabay.com Jeans dan denim adalah sesuatu yang berbeda. Kata jeans merujuk pada suatu produk (celana) , sementara denim merupakan jenis bahan. Dapat disimpulkan bahwa jeans adalah suatu produk (celana) yang terbuat dari bahan denim. Denim sendiri terbuat dari serat kapas yang dibuat kasar dan ditenun secara diagonal dengan menggunakan tambahan bahan tertentu. Pada zaman dahulu, kain jenis ini hanya digunakan untuk keperluan pelayaran bukan untuk busana. Denim banyak digunakan pada industri pelayaran Perancis dan Republik Genoa. Sekitar tahun 1800-an di Genoa, denim mulai dicoba digunakan  sebagai bahan celana panjang. Ternyata celana itu mendapat sambutan yang b...

Tahukah Kamu, Dulu Roti Buaya Terbuat dari Singkong?

Roti Buaya adalah salah satu kuliner penting bagi warga Betawi, terutama di acara-acara pernikahan. Makanan yang namanya diambil dari bentuknya yang menyerupai seekor buaya ini sudah ada sejak dahulu kala bahkan sebelum Belanda datang ke Indonesia.  Tapi Tahukah kamu, kalau dulu roti buaya ini tidak disebut roti melainkan kue. Ya! Kue Buaya. Konon awalnya kue buaya ini terbuat dari bahan singkong atau ketela.  Namun semenjak kedatangan bangsa Belanda, kue buaya tidak lagi dibuat dari singkong. Belanda memperkenalkan teknik pembuatan roti berbahan gandum, sehingga pembuat kue buaya pun mengadopsinya. Pada perkembangannya kue buaya tidak lagi dibuat dari singkong melainkan terigu karena dianggap lebih praktis. Namanya pun tidak lagi kue, tapi berubah menjadi roti.